A. Janji Jokowi-JK di Bidang Pendidikan
Sebelum melenggang menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko
Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengungkapkan visi misinya jika
terpilih menjadi pemimpin negara. Selama berlangsungnya masa kampanye, Joko
Widodo dan Jusuf Kalla menebar janji kepada masyarakat Indonesia. Sedikitnya
ada 54 janji yang di rangkum oleh penulis yang diutarakan oleh pasangan
pemenang Pilpres 2014 ini saat mereka menggelar kampanye di berbagai kesempatan
dan tempat beberapa waktu lalu. Dan diantaranya ada beberapa Janji yang
diutarakan dalam bidang Pendidikan.
Daftar komitmen Joko Widodo dalam visi-misinya ketika merebut hati
rakyat cukup panjang. Terkait dengan Bidang Pendidikan sebagai pembentuk
karakter bangsa, Jokowi antara lain menjanjikan penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional yang mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan dan
menempatkan secara proporsional pengajaran sejarah pembentukan bangsa,
nilai-nilai patriotis dan cinta Tanah Air, semangat bela negara, serta budi
pekerti. Jokowi juga menjanjikan biaya pendidikan terjangkau bagi seluruh warga
negara yg di ejawantahkan dalam Sekolah gratis.
Selain itu janji Presiden Jokowi dalam bidang Pendidikan lainnya
adalah Menaikkan gaji guru, Meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembenahan
tenaga pengajar yang punya kemampuan merata diseluruh Nusantara, Mewujudkan
pendidikan seluruh warga negara termasuk anak petani, nelayan, buruh dan elemen
masyarakat lain melalui Kartu Indonesia Pintar, Membantu meningkatkan mutu
pendidikan pesantren guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional,
Meningkatkan kesejahteraan guru-guru pesantren sebagai bagian komponen pendidik
bangsa, Berkomitmen akan menghargai para tenaga ahli yang mengabdi untuk
Indonesia dengan memberikan gaji besar bagi para ahli asal Indonesia.
Saat ini Indonesia dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
menuntut kekuatan daya saing manusia. Dalam tataran praktis Pemerintah
Indonesia yang dijabarkan melalui Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar
Menengah mesti dapat mengantisipasi tantangan itu. Perbaikan mendasar dan
strategis pendidikan tentu akan dapat mengungkit kualitas manusia Indonesia.
Sejumlah komitmen bidang pendidikan, seperti perbaikan kualitas guru, akses
pendidikan, dan peningkatan fasilitas tentunya harus menjadi sebuah prioritas.
Selain itu kedepan Indonesia akan dihadapan pada kondisi Bonus
Demografi. Puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2031. Itu
berarti hanya tersisa 11 tahun untuk menyiapkan manusia Indonesia yang
produktif dan menyediakan lapangan kerja yang memadai agar bonus demografi
tidak berubah menjadi malapetaka demografi. Waktu yang tersisa itu dimulai dari
sekarang. Pemanfaatan bonus demografi sangat tergantung pada pembangunan
kualitas pendidikan secara mendasar.Dalam mewujudkan komitmen di tengah latar
Masyarakat Ekonomi ASEAN dan bonus demografi dibutuhkan keandalan manajemen
pendidikan. Tak cukup hanya bagus dalam tataran konsep, tetapi juga mesti lihai
dalam eksekusi program dan manajemen di bidang Pendidikan.
B. Masalah Janji Jokowi-JK di
Bidang Pendidikan
Kembali
pada pembahasan awal terkait Janji Kampanye Jokowi – JK dibidang Pendidikan. 3
Tahun Kepemimpinan Jokowi JK, Banyak kebijakan terjungkal dalam tahapan
eksekusi. Contoh kasus ialah Kurikulum 2013. Model pembelajaran discovery
learning yang dianut kurikulum itu semestinya dapat membawa perubahan mendasar
dan positif. Namun, pelaksanaan kurikulum yang serba terburu- buru, dan
berbagai kekacauan di lapangan, seperti terlambatnya buku pelajaran tiba di
sekolah, pelatihan guru yang terlambat, dan ketimpangan sarana di lapangan,
menyulitkan kurikulum baru.
Kartu
Indonesia pintar untuk kalangan tidak mampu. Menjanjikan ketersediaan
pendidikan gratis dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas. implementasi
kartu gratis yang ditujukan untuk kalangan tidak mampu itu menurut pemikiran
penulis tidak jauh dari kartu keterangan tidak mampu yang saat ini dikeluarkan
oleh kelurahan, biasanya dikeluarkan karena ketidakmampuan melakukan pembayaran
SPP sekolah maupun pembiayaan dirumah sakit, perbedaan hanya pada bentuk kartu
dan prosedurnya saja. Selain itu sudahkah penerapannya merata dan tepat sasaran
di seluruh Indonesia sampai kepada pelosok negeri.Selain itu, Perencanaan
anggaran pendidikan juga penting. Selama ini, besarnya anggaran pendidikan
belum berdampak banyak pada kualitas. Pada 2015, misalnya, dari Rp 409 triliun
anggaran pendidikan, sekitar 50 persen masih terserap untuk gaji guru.
Belum
lagi dalam hal segi fasilitas. Masih banyak sekolah sekolah yang masih jauh
dari kata layak. Bahkan jangankan memberikan perbandingan contoh di daerah
Pedesaan ataupun pelosok negeri. Di daerah perkotaan saja masih banyak terdapat
sekolah sekolah yg dikategorikan sebagai “Sekolah Laskar Pelangi”.Berikutnya
adalah dalam hal Peningkatan kualitas Pendidikan melalui pembenahan tenaga
kerja pengajar yang punya kemampuan merata. Sampai saat ini Langkah apa yg
sudah dilakukan. Masih banyak Guru Guru Honorer yg belum terperhatikan tingkat
kesejahteraannya. Banyak Tenaga pengajar juga yang masih belum memenuhi
kualifikasi pendididik yg ideal. Banyak tenaga pendidik yang terkadang bukan berasal
dari keilmuan Keguruan dan spesifikasi khusus sesuai jurusan Pendidikan.
Dalam hal peningkatan mutu
pendidikan pesantren. Sudah sejauh manakah memberdayakan pesantren sesuai
dengan kualitas pendidikan nasional. Dan Masih banyak lagi janji janji Jokowi
JK di bidang Pendidikan lainnya yg sampai saat ini belum terealisasikan. 3
Tahun Kepemimpinan Jokowi JK, Pendidikan Indonesia masih jauh dari kata
Sejahtera. Masih banyak PR yang harus dikerjakan pemerintah dalam melunasi
Janji Kemerdekaan Indonesia dalam hal Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia.
C.
Kaitan Studi Kasus Dengan Komunikasi dan Politik
Terkait Janji Kampanye Jokowi –
JK dibidang Pendidikan yang masih belum terealisasikan dengan benar, kaitannya
dengan bidang komunikasi diantaranya yaitu belum teralisasinya janji Jokowi-JK
ini karena kurang nya komunikasi pemerintah dengan rakyat nya, banyak di
pelosok desa maupun di daerah kota sekalipun yang masih kekuranga fasilitas
pendidikan, tidak hanya itu ada juga orang yang tidak mampu masih saja tidak
bisa mengenyam pendidikan dengan layak karena kekurangan biaya. Seharusnya
pemerintah lebih serius dalam menanggapi hal ini, karena dengan ini kita bisa
memiliki generasi penerus bangsa yang baik. Akan tetapi 3 Tahun Kepemimpinan
Jokowi JK, Pendidikan Indonesia masih jauh dari kata Sejahtera. Masih banyak PR
yang harus dikerjakan pemerintah dalam melunasi Janji Kemerdekaan Indonesia
dalam hal Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia.
Simpulan
Presiden
dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK)
mengungkapkan visi misinya jika terpilih menjadi pemimpin negara. Terkait
dengan Bidang Pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa, Jokowi antara lain
menjanjikan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional yang mengedepankan
aspek pendidikan kewarganegaraan dan menempatkan secara proporsional pengajaran
sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotis dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara, serta budi pekerti. Jokowi juga menjanjikan biaya pendidikan terjangkau
bagi seluruh warga negara yg di ejawantahkan dalam Sekolah gratis.
Saran
Seharusnya pemerintah harus
lebih serius dalam menanggapi permasalahan yang ada di indonesia ini, jangan
hanya menyebarkan janji-janji pada saat kampanye tetapi setelah terpilih
menjadi pemimpin tidak melaksanakan janji tersebut dengan baik. Selain itu juga
rakyat harus lebih mengerti kepada pemerintah karena mengubah permasalahan yang
banyak tidak bisa langsung selesai tetapi membutuhkan proses, maka dari itu
rakyat dan pemerintah harus saling memahami satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar